Selasa, 08 Mei 2012

Saling Membahagiakan Antara Kita

Manusia tidak bisa diartikan semata sebagai makhluk pelupa, tapi manusia adalah makhluk sosial yang memberikan ketenangan kepada siapa saja. Langkahnya dalam menapaktilasi hidup dan kehidupan dengan selalu mengharap ridho Allah subhanahu wa ta’ala , ikhlas bertindak, selalu termotivasi dari sejarah Muhammad sejak beliau belum diangkat menjadi nabi sampai beliau dinobatkan sebagai nabi dan diutus menjadi rasul bagi semesta alam.
Perjalanan nabi Muhammad shallallohu wa ‘alaihi wa sallam berorientasikan Iman kepada Allah dan hari akhir dengan mengaplikasikan “hidup adalah ibadah dan dakwah”.
Saya menulusuri dan merekam ulang perjalanan kehidupan saya dari kecil, sehingga pada hari ini saya harus tinggal bersama anak-anak gunung (ANGGUN) dan masyarakat di perkampungan lereng Merapi-Merbabu, kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Saya telah melewati beberapa pulau di Indonesia ini; dari pulau Sumatra, Sulawesi, Kalimantan,  pulau Jawa dan kota Jabodetabek.
Awal langkah saya jatuh di tanah jawa ketika peristiwa erupsi gunung merapi. Saya diutus menjadi relawan Ar-Rahman Peduli sebagai tim advance. Menjadi relawan apalagi sebagai tim advance sebuah tanggung jawab yang besar, karena tim harus selalu mobile dan update mengkhabarkan ke Jakarta, Ar-Rahmanners. Tanggal 25 malam tahun 2010 saya dan rombongan tiba di Yogyakarta dan malam itu merupakan letusan merapi yang sangat dahsyat. Mobil Kijang warna hitam menjadi putih perak, karena ditutupi debu erupsi merapi, padahal dari puncak merapi ke kota Yogyakarta +- 40 KM. Naïf sepertinya, orang-orang menjauh dari erupsi merapi tapi saya dan tim malah mendekat.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sekarang saya dinobatkan menjadi Koordinator lapangan (Korlap), tapi yang paling cocok sebutannya sejarang “ketua” untuk dakwah di lereng Merapi-Merbabu. Saya dan tim harus cerdas dan ikhlas menjalankan misi (dakwah) ini, apalagi di dusun binaan ar-Rahman termasuk dusun-dusun yang tertinggal dari bidang pendidikan, ekonomi, pengetahuan agama, teknologi dan informatika. Dan juga di dusun-dusun ini terdapat beberapa penganut, ada muslim, katholik, Kristen dan ada juga penganut Islam kejawen (kepercayaan).
Pertama-tama masuk di dusun-dusun ini sangat aneh rasanya, karena sebelumnya saya belum merasakan territorial (tempat) seperti ini, apalagi ketika itu sama sekali tidak tahu bahasa jawa. Gelap, kumuh, warganya sederhana, ala kadarnya dan berpakaian, tapi mereka sangat cepat akrab kepada saya dan teman-teman.
Dari sinilah sejarah ibadah dan dakwah dimulai.
Dalam mendidik anak-anak harus memiliki multimetode untuk membawa mereka ke arah yang lebih baik. Mereka bukanlah seperti anak-anak kota yang berfikir sebelum berbuat. Anak-anak gunung ini sangat polos-polos, tapi sangat sensitive,. Orang jawa termasuk ras yang halus dalam antropologi kebudayaan dan kesukuan di Indonesia, sementara saya orang batak yang bicaranya saja kasar, seperti orang marah. Ya sudahlah, saya tetap bijaksana dan cerdas melakukan dakwah ini.
Dusun Panggungan ini harus menjadi dusun taqwa (Qur’ani) dan menjadi dusun percontohan bagi dusun-dusun lain di sekitarnya secara khusus dan dalam lingkup yang luas menjadi dusun Islami dan dusun contoh bagi Indonesia bahkan dunia, itulah cita-cita yang selalu terekam dalam fikiran dan hati saya. Memang terlalu ideal sih kedengarannya, tapi, Rabb Muhammad dan Rabb saya sekarang sama yaitu Allah, Rabbul ‘alamin, bumi Muhammad dengan bumi saya sekarang sama. Jika Allah menakdirkan nabi Muhammad bisa mendirikan kota madani (islami) di Madinah, terus kenapa saya tidak bisa. Yang penting sejauh mana kita bisa mengusahakan terkabulkan cita-cita itu dan selalu memohon intervensi kekuasaan Allah, Dia tidak pernah menzholimi hambanya, dan Dia suci dari kekurangan.
Membawa misi Islam (dakwah ilalloh) harus melewati fase-fase sulit dan cobaan serta rintangan. Apalagi semenjak satu tahun yang lalu ada 7 dusun yang saya dan tim tangani, tapi sekarang yang difokuskan 4 dusun, karena SDM dai yang sedikit. Perjalanan antara satu dusun ke dusun yang lain ada yang 3 Km, ada juga yang 5 Km, dusun yang saya tangani adalah dusun Panggungan, Ngagrong, Batur dan Malang (yang diprioritaskan) serta dusun Kopeng, Pelem dan Bakalan, Boyolali. Jalanan yang jurang, jalan yang sempit, tanjakan yang terus meninggi, motor yang sudah tua. Jika hujan turun harus super hati-hati melewati jalan ini, karena jalan ini bebatuan dan licin, sering kali tebing yang dipinggir jalan longsor. Saya masih ingat pada suatu malam saya harus mengisi di dusun Ngagrong, dan saya harus kesana.  Ba’da Isya saya berangkat sendiri dari dusun Panggungan ke dusun Ngagrong, di dusun ini saya mengisi pengajian ibu-ibu Ngagrong malam selasa sampai jam 22.30. ternyata malam itu juga saya harus turun ke Panggungan untuk mengisi pengajian jama’ah shubuh di masjid, perjalanan dari Ngagrong pada malam itu salah satu perjanan dakwah yang sering saya rasakan, pada malam itu saya turun sendiri, malam sangat gelap, lampu listrik mati, hujan turun, jalan licin, jurang yang suram. ….. sebenarnya masih banyak perjalanan dakwah yang lebih saya harus jalani dan teman-teman.
Alhamdulillah satu tahun lebih, menjalankan misi dakwah, sepertinya sudah ada perobahan, anak-anak gunung sudah mulai pada pintar mengaji, sebagian sudah mulai menghafal, sekarang sudah ada 20 orang yang sudah hafal juz ‘Amma (juz 30). Anak laki-lakinya sudah tidak mau merokok, berpakaian mereka sudah mulai di bawah lutut. Anak-anak perempuannya mereka sudah berjilbab, bahkan ke sekolah pun mereka tetap menjaga auratnya, walaupun diawal-awal mereka berjilbab di sekolah disalahkan gurunya, dicemooh teman-temannya tapi mereka tetap teguh dan istiqomah.
Prestasi mereka sudah banyak mereka raih, anak-anak meraih juara Umum dalam perkemahan se-Kab dan Kota Magelang, juara 1 Pildacil tingkat kota Magelang, dan tidak dilupakan bahwa guru TKA/TPA se-Kab dan Kota Magelang yang terbaik dan berprestasi adalah saya dan tim, Alhamdulillah kita dalam peringkat nomor dua guru yang terbaik. Anak-anak kita pernah diundang ke Jakarta  dalam acara Halal bi Halal Ar-Rahman di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), dan sekarang sudah ada 12 tropi piala yang disimpan di lemari madrasah ar-Rahman di dusun Panggungan dan 5 piagam penghargaan.
Masjid-masjid di dusun-dusun sudah ramai dipakai sholat berjama’ah dan belajar al-Qur’an, ibu-ibunya sudah ada yang Al-qur’an bacaannya padahal sebelumnya baru mengenal huruf, dan sebagiannya masih iqra’ 3,4,5 dan 6. Kebanyakan muslimah di dusun-dusun sudah pakai jilbab, sehingga sangat menguntungkan bagi saya dan tim, karena dengan mereka berjilbab kita lebih dapat mengenal antara yang Kristen dengan yang Islam.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sekarang saya kuliyah,. Makin berat rasanya, saya harus bijaksana mengatur waktu, saya harus mampu memenej peta dakwah ini. Harus bisa mengatur waktu kuliyah beserta tugas-tugasnya dan waktu dakwah beserta cita-cita dan akselerasi yang harus dikerjakan. Jangan sampai berbuah samalakama, kedua-duanya tidak menguntungkan. Orang Islam melakukan segala hal mustinya harus terbaik dan tidak setengah-tengah.
Dari dusun binaan ke Yogyakarta, tempat kuliyah saya menempuh +_45 Km, dan saya harus balik ke gunung lagi, istilah orang jawa “ngulang atau laju”. Kadang-kadang habis kuliyah rasanya ingin tinggal istirihat di Yogyakarta, tapi berat juga rasanya, karena selalu memikirkan jama’ah, anak-anak dan teman-teman. Kadang-kadang mau berangkat kuliyah malas rasanya, tapi tidak mungkin saya tidak kuliyah, karena ini sudah konskwensi. Saya harus berangkat dari gunung ke Yogyakarta ba’da taushiah shubuh dan pulang lagi ke gunung sangat sering ba’da maghrib, karena perkuliyahan sampai maghrib tiba. Hampir saja mulut ini berteriak “caaapeeeeek” tapi sangat salah sekali, sekali saja terdetik dalam hati ucapan itu seterusnya akan menjadi teori. Pernah terfikir mau berhenti untuk kuliyah, tapi tidak mungkin, saya tidak mau mengecewakan orang-orang yang peduli terhadap pendidikan saya, mereka sudah jauh hari memotivasi saya. Jangan jadi pengecut, walau seberat apapun yang jalan yang dihadapi, Allah tidak akan membebani yang tidak bisa diemban hamba-Nya. Sekarang saya sudah sedikit  berkomunikasi kepada masyarakat karena waktu yang sempit. Hari Ahad adalah hari yang sangat membahagiakan bagi saya, karena pada hari ini saya dapat berkunjung ke semua dusun. Dan tiap malam Ahad saya buat jadwal giliran per dusun bersama masyarakat.
Insya Allah dakwah saya dan teman-teman di Merapi-Mebabu tetap saya jalani. Walaupun harus saya sendiri, karena pernah satu bulan saya ditinggal teman-teman, sehingga saya sendiri, pada waktu itu saya harus membagi waktu ke semua dusun yang dibina per satu pekan. Alhamdulillah bisa ditangani walau pun tidak semaksimal dikala banyak teman. Karena tim da’I datang dan pergi, ada yang 1 bulan ada juga yang 3 bulan.
Alhamdulillah sekarang sudah ada 10 ekor sapi dan 10 ekor kambing yang diamanatkan kepada saya. Hewan ini dari jama’ah Ar-Rahman Jakarta. Dan sudah bisa membuat acara tadabbur qur’an di Universitas Negri Yogyakarta (UNY) dan di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan mendatangkan ust Bachtiar Nasir LC.MM.
Pernah juga mendatangkan Yusuf Juara 1 Pildacil Antv ke dusun Binaan, Panggungan, dalam acara Muharram ceria.
Insya Allah bulan enam (6) tahun ini saya akan mengadakan khotaman 1 juz (juz ‘Amma) sebanyak 50 santri/wati binaan. Ini sebagia metode menarik anak-anak dan warga mencintai al-qur’an. Mohon do’anya dan partisipasinya.
Barangsiapa yang memudahkan urusan saudaranya, Niscaya Allah akan memudahkan kesulitannya di dunia dan di akhirat.
Mungkin sampai disini dulu. Sebenarnya masih banyak yang saya mau tulis, akan tetapi karena besok saya harus ujian akhir semester (UAS) sehingga untuk esok juga harus dipersiapkan.

Hormat saya
AHMAD LIZAR HARAHAP








Tidak ada komentar:

Posting Komentar