Manusia tidak bisa diartikan semata sebagai makhluk pelupa, tapi
manusia adalah makhluk sosial yang memberikan ketenangan kepada siapa saja.
Langkahnya dalam menapaktilasi hidup dan kehidupan dengan selalu mengharap
ridho Allah subhanahu wa ta’ala , ikhlas bertindak, selalu termotivasi
dari sejarah Muhammad sejak beliau belum diangkat menjadi nabi sampai beliau
dinobatkan sebagai nabi dan diutus menjadi rasul bagi semesta alam.
Perjalanan nabi Muhammad shallallohu wa ‘alaihi wa sallam
berorientasikan Iman kepada Allah dan hari akhir dengan mengaplikasikan “hidup
adalah ibadah dan dakwah”.
Saya menulusuri dan merekam ulang perjalanan kehidupan saya dari
kecil, sehingga pada hari ini saya harus tinggal bersama anak-anak gunung
(ANGGUN) dan masyarakat di perkampungan lereng Merapi-Merbabu, kabupaten
Magelang, Jawa Tengah. Saya telah melewati beberapa pulau di Indonesia ini;
dari pulau Sumatra, Sulawesi, Kalimantan,
pulau Jawa dan kota Jabodetabek.
Awal langkah saya jatuh di tanah jawa ketika peristiwa erupsi gunung
merapi. Saya diutus menjadi relawan Ar-Rahman Peduli sebagai tim advance.
Menjadi relawan apalagi sebagai tim advance sebuah tanggung jawab yang
besar, karena tim harus selalu mobile dan update mengkhabarkan ke
Jakarta, Ar-Rahmanners. Tanggal 25 malam tahun 2010 saya dan rombongan
tiba di Yogyakarta dan malam itu merupakan letusan merapi yang sangat dahsyat.
Mobil Kijang warna hitam menjadi putih perak, karena ditutupi debu erupsi
merapi, padahal dari puncak merapi ke kota Yogyakarta +- 40 KM. Naïf
sepertinya, orang-orang menjauh dari erupsi merapi tapi saya dan tim malah
mendekat.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sekarang saya dinobatkan menjadi Koordinator lapangan (Korlap), tapi
yang paling cocok sebutannya sejarang “ketua” untuk dakwah di lereng
Merapi-Merbabu. Saya dan tim harus cerdas dan ikhlas menjalankan misi (dakwah)
ini, apalagi di dusun binaan ar-Rahman termasuk dusun-dusun yang tertinggal
dari bidang pendidikan, ekonomi, pengetahuan agama, teknologi dan informatika. Dan
juga di dusun-dusun ini terdapat beberapa penganut, ada muslim, katholik,
Kristen dan ada juga penganut Islam kejawen (kepercayaan).
Pertama-tama masuk di dusun-dusun ini sangat aneh rasanya, karena
sebelumnya saya belum merasakan territorial (tempat) seperti ini, apalagi
ketika itu sama sekali tidak tahu bahasa jawa. Gelap, kumuh, warganya
sederhana, ala kadarnya dan berpakaian, tapi mereka sangat cepat akrab kepada
saya dan teman-teman.
Dari sinilah sejarah ibadah dan dakwah dimulai.
Dalam mendidik anak-anak harus memiliki multimetode untuk membawa
mereka ke arah yang lebih baik. Mereka bukanlah seperti anak-anak kota yang
berfikir sebelum berbuat. Anak-anak gunung ini sangat polos-polos, tapi sangat
sensitive,. Orang jawa termasuk ras yang halus dalam antropologi kebudayaan dan
kesukuan di Indonesia, sementara saya orang batak yang bicaranya saja kasar,
seperti orang marah. Ya sudahlah, saya tetap bijaksana dan cerdas melakukan
dakwah ini.
Dusun Panggungan ini harus menjadi dusun taqwa (Qur’ani) dan menjadi
dusun percontohan bagi dusun-dusun lain di sekitarnya secara khusus dan dalam
lingkup yang luas menjadi dusun Islami dan dusun contoh bagi Indonesia bahkan
dunia, itulah cita-cita yang selalu terekam dalam fikiran dan hati saya. Memang
terlalu ideal sih kedengarannya, tapi, Rabb Muhammad dan Rabb saya sekarang
sama yaitu Allah, Rabbul ‘alamin, bumi Muhammad dengan bumi saya sekarang sama.
Jika Allah menakdirkan nabi Muhammad bisa mendirikan kota madani (islami) di
Madinah, terus kenapa saya tidak bisa. Yang penting sejauh mana kita bisa
mengusahakan terkabulkan cita-cita itu dan selalu memohon intervensi kekuasaan
Allah, Dia tidak pernah menzholimi hambanya, dan Dia suci dari kekurangan.
Membawa misi Islam (dakwah ilalloh) harus melewati fase-fase sulit
dan cobaan serta rintangan. Apalagi semenjak satu tahun yang lalu ada 7 dusun
yang saya dan tim tangani, tapi sekarang yang difokuskan 4 dusun, karena SDM
dai yang sedikit. Perjalanan antara satu dusun ke dusun yang lain ada yang 3
Km, ada juga yang 5 Km, dusun yang saya tangani adalah dusun Panggungan,
Ngagrong, Batur dan Malang (yang diprioritaskan) serta dusun Kopeng, Pelem dan Bakalan,
Boyolali. Jalanan yang jurang, jalan yang sempit, tanjakan yang terus meninggi,
motor yang sudah tua. Jika hujan turun harus super hati-hati melewati jalan
ini, karena jalan ini bebatuan dan licin, sering kali tebing yang dipinggir
jalan longsor. Saya masih ingat pada suatu malam saya harus mengisi di dusun
Ngagrong, dan saya harus kesana. Ba’da
Isya saya berangkat sendiri dari dusun Panggungan ke dusun Ngagrong, di dusun
ini saya mengisi pengajian ibu-ibu Ngagrong malam selasa sampai jam 22.30.
ternyata malam itu juga saya harus turun ke Panggungan untuk mengisi pengajian
jama’ah shubuh di masjid, perjalanan dari Ngagrong pada malam itu salah satu
perjanan dakwah yang sering saya rasakan, pada malam itu saya turun sendiri,
malam sangat gelap, lampu listrik mati, hujan turun, jalan licin, jurang yang
suram. ….. sebenarnya masih banyak perjalanan dakwah yang lebih saya harus
jalani dan teman-teman.
Alhamdulillah satu tahun lebih, menjalankan misi dakwah, sepertinya
sudah ada perobahan, anak-anak gunung sudah mulai pada pintar mengaji, sebagian
sudah mulai menghafal, sekarang sudah ada 20 orang yang sudah hafal juz ‘Amma
(juz 30). Anak laki-lakinya sudah tidak mau merokok, berpakaian mereka sudah
mulai di bawah lutut. Anak-anak perempuannya mereka sudah berjilbab, bahkan ke sekolah
pun mereka tetap menjaga auratnya, walaupun diawal-awal mereka berjilbab di
sekolah disalahkan gurunya, dicemooh teman-temannya tapi mereka tetap teguh dan
istiqomah.
Prestasi mereka sudah banyak mereka raih, anak-anak meraih juara
Umum dalam perkemahan se-Kab dan Kota Magelang, juara 1 Pildacil tingkat kota
Magelang, dan tidak dilupakan bahwa guru TKA/TPA se-Kab dan Kota Magelang yang
terbaik dan berprestasi adalah saya dan tim, Alhamdulillah kita dalam peringkat
nomor dua guru yang terbaik. Anak-anak kita pernah diundang ke Jakarta dalam acara Halal bi Halal Ar-Rahman di Gedung
Mahkamah Konstitusi (MK), dan sekarang sudah ada 12 tropi piala yang disimpan
di lemari madrasah ar-Rahman di dusun Panggungan dan 5 piagam penghargaan.
Masjid-masjid di dusun-dusun sudah ramai dipakai sholat berjama’ah
dan belajar al-Qur’an, ibu-ibunya sudah ada yang Al-qur’an bacaannya padahal
sebelumnya baru mengenal huruf, dan sebagiannya masih iqra’ 3,4,5 dan 6.
Kebanyakan muslimah di dusun-dusun sudah pakai jilbab, sehingga sangat
menguntungkan bagi saya dan tim, karena dengan mereka berjilbab kita lebih
dapat mengenal antara yang Kristen dengan yang Islam.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sekarang saya kuliyah,. Makin berat rasanya, saya harus bijaksana
mengatur waktu, saya harus mampu memenej peta dakwah ini. Harus bisa mengatur
waktu kuliyah beserta tugas-tugasnya dan waktu dakwah beserta cita-cita dan
akselerasi yang harus dikerjakan. Jangan sampai berbuah samalakama, kedua-duanya
tidak menguntungkan. Orang Islam melakukan segala hal mustinya harus terbaik
dan tidak setengah-tengah.
Dari dusun binaan ke Yogyakarta, tempat kuliyah saya menempuh +_45
Km, dan saya harus balik ke gunung lagi, istilah orang jawa “ngulang atau laju”.
Kadang-kadang habis kuliyah rasanya ingin tinggal istirihat di Yogyakarta, tapi
berat juga rasanya, karena selalu memikirkan jama’ah, anak-anak dan
teman-teman. Kadang-kadang mau berangkat kuliyah malas rasanya, tapi tidak
mungkin saya tidak kuliyah, karena ini sudah konskwensi. Saya harus berangkat
dari gunung ke Yogyakarta ba’da taushiah shubuh dan pulang lagi ke gunung
sangat sering ba’da maghrib, karena perkuliyahan sampai maghrib tiba. Hampir
saja mulut ini berteriak “caaapeeeeek” tapi sangat salah sekali, sekali saja
terdetik dalam hati ucapan itu seterusnya akan menjadi teori. Pernah terfikir
mau berhenti untuk kuliyah, tapi tidak mungkin, saya tidak mau mengecewakan
orang-orang yang peduli terhadap pendidikan saya, mereka sudah jauh hari memotivasi
saya. Jangan jadi pengecut, walau seberat apapun yang jalan yang dihadapi,
Allah tidak akan membebani yang tidak bisa diemban hamba-Nya. Sekarang saya sudah
sedikit berkomunikasi kepada masyarakat
karena waktu yang sempit. Hari Ahad adalah hari yang sangat membahagiakan bagi
saya, karena pada hari ini saya dapat berkunjung ke semua dusun. Dan tiap malam
Ahad saya buat jadwal giliran per dusun bersama masyarakat.
Insya Allah dakwah saya dan teman-teman di Merapi-Mebabu tetap saya
jalani. Walaupun harus saya sendiri, karena pernah satu bulan saya ditinggal
teman-teman, sehingga saya sendiri, pada waktu itu saya harus membagi waktu ke
semua dusun yang dibina per satu pekan. Alhamdulillah bisa ditangani walau pun
tidak semaksimal dikala banyak teman. Karena tim da’I datang dan pergi, ada
yang 1 bulan ada juga yang 3 bulan.
Alhamdulillah sekarang sudah ada 10 ekor sapi dan 10 ekor kambing
yang diamanatkan kepada saya. Hewan ini dari jama’ah Ar-Rahman Jakarta. Dan
sudah bisa membuat acara tadabbur qur’an di Universitas Negri Yogyakarta (UNY)
dan di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan mendatangkan ust Bachtiar Nasir
LC.MM.
Pernah juga mendatangkan Yusuf Juara 1 Pildacil Antv ke dusun
Binaan, Panggungan, dalam acara Muharram ceria.
Insya Allah bulan enam (6) tahun ini saya akan mengadakan khotaman 1
juz (juz ‘Amma) sebanyak 50 santri/wati binaan. Ini sebagia metode menarik
anak-anak dan warga mencintai al-qur’an. Mohon do’anya dan partisipasinya.
Barangsiapa yang memudahkan urusan saudaranya, Niscaya Allah akan
memudahkan kesulitannya di dunia dan di akhirat.
Mungkin sampai disini dulu. Sebenarnya masih banyak yang saya mau
tulis, akan tetapi karena besok saya harus ujian akhir semester (UAS) sehingga
untuk esok juga harus dipersiapkan.
Hormat saya
AHMAD LIZAR HARAHAP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar