Selasa, 15 Mei 2012

Menjadikan Dusun Binaan di Lereng Merapi Sebagai Dusun Taqwa


Alhamdulillah, setelah sholat Isya berjama’ah di masjid An-Nur, Panggungan, kami warga berkumpul untuk mendengarkan lantunan al-Qur’an al-Karim yang dibacakan seorang ibu tua. Ia bernama Ibu Tarmi yang tahun ini genap berumur 55 tahun. Ia telah mengkhatamkan Al-Qur’an selama dua kali, setelah dusun Panggungan dijadikan Dusun Binaan oleh Lembaga Dakwah Ar-Rahman, pasca erupsi Merapi pada 2010 silam.
Ibu Tarmi adalah salah seorang warga petani di dusun Panggungan, Wonolelo, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah. Beliau hidup sendiri di dalam sebuah rumah yang hanya berukuran 4 X 10 meter. Suami beliau telah meninggalkan sejak 3 tahun yang silam. Sementara kedua anaknya sudah berkeluarga dan membina rumah tangga di kampung lain, di Bantul (Yogyakarta) dan di Muntilan (Magelang).
Seingat saya, ketika bergabung pertama kali dengan warga Panggungan, saya membantu ibu Tarmi dalam hal keagamaan, khususnya dalam hal membaca al-Qur’an, ia belum begitu lancar. Saya masih mendapatkan sejumlah kesalahan dalam tajwid, terutama dalam ahkamujl mudud  dan makharijul huruf. Namun dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala dan dibarengi usahanya, sekarang ibu Tarmi begitu lancar. Kesalahan-kesalahan bacaan al-Qur’annya sudah tidak nampak lagi secara signifikan. Subhanallah.
Oleh karena sudah lancar membaca al-Qur’an, tak ada waktu untuk berhenti membaca al-Qur’an. Ia benar-benar sudah menikmati. Tak heran, dalam waktu 1 tahun, ibu berusia setengah abad ini mampu khotam al-Qur’an sebanyak 2 kali. Barangkali ada sebagian dari Anda mengatakan, hal ini biasa. Namun untuk ibu seperti ibu Tarmi, tentu ini sangat luar biasa. Anda sendiri setahun berapa kali khotam al-Qur’an?
Saudaraku, sebelumnya acara khotaman sebagaimana kami lakukan untuk ibu Tarmi, belum pernah dilakukan di dusun ini, juga oleh penduduk setempat. Sehingga kami membuat acara ini dan sebelum malam khotaman, saya menginstruksikan pada jama’ah untuk menetap di masjid setelah menunaikansholat sunnah ba’diyah Isya.
Para jama’ah masjid dan team da’i Ar-Rahman di Panggungan sangat antusias dan terharu akan kegigihan ibu ini. Selain rajin membaca al-Qur’an, ada nilai plus lain yang Allah anugrahkan kepadanya. Ibu Tarmi merupakan jama’ah masjid yang paling rajin sholat fardhu berjama’ah di masjid. Begitu selesai ba’da Isya, beliau selalu menghadapkan bacaan al-Qur’an pada saya.
Kita telah mengetahui, bahwa orang yang hidup dengan al-Qur’an tidak sama dengan orang yang jauh dari al-Qur’an. Kita masih ingat akan sabda Rasulullahshallallahu wa ‘alaihi wa sallam berikut ini:

“Rasulullah shallallahu wa ‘alaihi wa sallam yang artinya “Pelajarilah al-Qur’an dan bacalah, karena perumpamaan orang yang mempelajari al-Qur’an dan membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan minyak misik, wanginya menyebar kemana-mana. (HR. Tirmidzi).

Dan dari Sisyah Radhiyallohu ‘anhu ia berkata, bahwasanya Rasulullahshallallahu wa ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jumlah tingkatan-tingkatan surga sama dengan jumlah ayat-ayat al-Qur’an. Maka tingkatkanlah surga yang dimasuki oleh pengafal al-Qur’an adalah tingkatan yang paling atas, dimana tidak ada lagi tingkatan lagi sesudah itu.”
Saudaraku, dalam sedikit kesempatan, saya sempat bertanya pada ibu Tarmi. Berikut interview saya dengan beliau.

Lizar (L): Apakah ada keingina ibu untuk menghafal Qur’an 30 juz atau beberapa surah dari al-Qur’an?
Ibu Tarmi (T)Saya sudah hafal beberapa surah dari juz 30 terutama dari surah Adh-Dhuha sampai An-Naas, tapi untuk 30 juz belum saya fikirkan
L : Setelah khotam bacaan al-Qur’an yang kedua kali ini, apakah ibu akan berhenti membacanya??
Saya tidak akan berhenti membaca al-Qur’an dan mengkhatamkannya sampai Allah memisahkan saya dengan dunia ini dan saya ingin membantu meningkatkan bacaan Iqra’ mbah-mbah jama’ah masjid ini (masjid An-Nur Panggungan).

Saudaraku yang dirahmati Allah. Itulah sedikit percakapan saya dengan ibu Tarmi. Insya Allah saya dan teman-teman yang ada di Dusun Binaan yang dibuat oleh Lembaga Dakwah Ar-Rahman ini akan terus membimbing warga ke jalan Islam yang diridhoi oleh Allah swt.
Alhamdulillah sedikit demi sedikit perilaku kesyirikan sudah mulai ditinggalkan warga. Sebab, percuma, sebanyak apapun perbuatan kebaikan jika kesyirikan masih ada dalam perilaku dan fikiran dan hati. Cita-cita kami, meskipun harus membutuhkan waktu yang panjang, kami ingin menjadikan dusun-dusun binaan menjadi Dusun Taqwa. Dengan begitu, tercapinya dusun-dusun ini seperti yang Allah firmankan Baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur (negeri yang sejahtera dan penuh kedamaian). Salah satu cara kami untuk merealisasikan cita-cita kami itu, yakni mengadakan khotaman al-Qur’an. Dengan khotaman al-Qur’an, itu akan merangsang warga secara menyeluruh untuk tercapainya cita-cita ini.
Sepantasnya hati kita sebagai orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir untuk memiliki keinginan yang kuat dan menumbuhkan ghirah, rasa cemburu terhadap orang yang membaca dan menghafal al-Qur’an. Orang yang cemburu seperti ini tidaklah dilarang dalam agama, karena ini adalah kecemburan yang positif seperti yang telah disabdakan Nabiyullah Muhammad  shallallahu wa ‘alaihi wa sallam. (Ahmad Lizar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar