Selasa, 15 Mei 2012

Menjadikan Dusun Binaan di Lereng Merapi Sebagai Dusun Taqwa


Alhamdulillah, setelah sholat Isya berjama’ah di masjid An-Nur, Panggungan, kami warga berkumpul untuk mendengarkan lantunan al-Qur’an al-Karim yang dibacakan seorang ibu tua. Ia bernama Ibu Tarmi yang tahun ini genap berumur 55 tahun. Ia telah mengkhatamkan Al-Qur’an selama dua kali, setelah dusun Panggungan dijadikan Dusun Binaan oleh Lembaga Dakwah Ar-Rahman, pasca erupsi Merapi pada 2010 silam.
Ibu Tarmi adalah salah seorang warga petani di dusun Panggungan, Wonolelo, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah. Beliau hidup sendiri di dalam sebuah rumah yang hanya berukuran 4 X 10 meter. Suami beliau telah meninggalkan sejak 3 tahun yang silam. Sementara kedua anaknya sudah berkeluarga dan membina rumah tangga di kampung lain, di Bantul (Yogyakarta) dan di Muntilan (Magelang).
Seingat saya, ketika bergabung pertama kali dengan warga Panggungan, saya membantu ibu Tarmi dalam hal keagamaan, khususnya dalam hal membaca al-Qur’an, ia belum begitu lancar. Saya masih mendapatkan sejumlah kesalahan dalam tajwid, terutama dalam ahkamujl mudud  dan makharijul huruf. Namun dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala dan dibarengi usahanya, sekarang ibu Tarmi begitu lancar. Kesalahan-kesalahan bacaan al-Qur’annya sudah tidak nampak lagi secara signifikan. Subhanallah.
Oleh karena sudah lancar membaca al-Qur’an, tak ada waktu untuk berhenti membaca al-Qur’an. Ia benar-benar sudah menikmati. Tak heran, dalam waktu 1 tahun, ibu berusia setengah abad ini mampu khotam al-Qur’an sebanyak 2 kali. Barangkali ada sebagian dari Anda mengatakan, hal ini biasa. Namun untuk ibu seperti ibu Tarmi, tentu ini sangat luar biasa. Anda sendiri setahun berapa kali khotam al-Qur’an?
Saudaraku, sebelumnya acara khotaman sebagaimana kami lakukan untuk ibu Tarmi, belum pernah dilakukan di dusun ini, juga oleh penduduk setempat. Sehingga kami membuat acara ini dan sebelum malam khotaman, saya menginstruksikan pada jama’ah untuk menetap di masjid setelah menunaikansholat sunnah ba’diyah Isya.
Para jama’ah masjid dan team da’i Ar-Rahman di Panggungan sangat antusias dan terharu akan kegigihan ibu ini. Selain rajin membaca al-Qur’an, ada nilai plus lain yang Allah anugrahkan kepadanya. Ibu Tarmi merupakan jama’ah masjid yang paling rajin sholat fardhu berjama’ah di masjid. Begitu selesai ba’da Isya, beliau selalu menghadapkan bacaan al-Qur’an pada saya.
Kita telah mengetahui, bahwa orang yang hidup dengan al-Qur’an tidak sama dengan orang yang jauh dari al-Qur’an. Kita masih ingat akan sabda Rasulullahshallallahu wa ‘alaihi wa sallam berikut ini:

“Rasulullah shallallahu wa ‘alaihi wa sallam yang artinya “Pelajarilah al-Qur’an dan bacalah, karena perumpamaan orang yang mempelajari al-Qur’an dan membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan minyak misik, wanginya menyebar kemana-mana. (HR. Tirmidzi).

Dan dari Sisyah Radhiyallohu ‘anhu ia berkata, bahwasanya Rasulullahshallallahu wa ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jumlah tingkatan-tingkatan surga sama dengan jumlah ayat-ayat al-Qur’an. Maka tingkatkanlah surga yang dimasuki oleh pengafal al-Qur’an adalah tingkatan yang paling atas, dimana tidak ada lagi tingkatan lagi sesudah itu.”
Saudaraku, dalam sedikit kesempatan, saya sempat bertanya pada ibu Tarmi. Berikut interview saya dengan beliau.

Lizar (L): Apakah ada keingina ibu untuk menghafal Qur’an 30 juz atau beberapa surah dari al-Qur’an?
Ibu Tarmi (T)Saya sudah hafal beberapa surah dari juz 30 terutama dari surah Adh-Dhuha sampai An-Naas, tapi untuk 30 juz belum saya fikirkan
L : Setelah khotam bacaan al-Qur’an yang kedua kali ini, apakah ibu akan berhenti membacanya??
Saya tidak akan berhenti membaca al-Qur’an dan mengkhatamkannya sampai Allah memisahkan saya dengan dunia ini dan saya ingin membantu meningkatkan bacaan Iqra’ mbah-mbah jama’ah masjid ini (masjid An-Nur Panggungan).

Saudaraku yang dirahmati Allah. Itulah sedikit percakapan saya dengan ibu Tarmi. Insya Allah saya dan teman-teman yang ada di Dusun Binaan yang dibuat oleh Lembaga Dakwah Ar-Rahman ini akan terus membimbing warga ke jalan Islam yang diridhoi oleh Allah swt.
Alhamdulillah sedikit demi sedikit perilaku kesyirikan sudah mulai ditinggalkan warga. Sebab, percuma, sebanyak apapun perbuatan kebaikan jika kesyirikan masih ada dalam perilaku dan fikiran dan hati. Cita-cita kami, meskipun harus membutuhkan waktu yang panjang, kami ingin menjadikan dusun-dusun binaan menjadi Dusun Taqwa. Dengan begitu, tercapinya dusun-dusun ini seperti yang Allah firmankan Baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur (negeri yang sejahtera dan penuh kedamaian). Salah satu cara kami untuk merealisasikan cita-cita kami itu, yakni mengadakan khotaman al-Qur’an. Dengan khotaman al-Qur’an, itu akan merangsang warga secara menyeluruh untuk tercapainya cita-cita ini.
Sepantasnya hati kita sebagai orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir untuk memiliki keinginan yang kuat dan menumbuhkan ghirah, rasa cemburu terhadap orang yang membaca dan menghafal al-Qur’an. Orang yang cemburu seperti ini tidaklah dilarang dalam agama, karena ini adalah kecemburan yang positif seperti yang telah disabdakan Nabiyullah Muhammad  shallallahu wa ‘alaihi wa sallam. (Ahmad Lizar)

Minggu, 13 Mei 2012

Khotaman Santri dan Santriwati di Lereng Merapi-Merbabu

Pada akhir Juni 2012 ini, Insya Allah 50 orang santri dari seluruh dusun binaan Ar-Rahman di Merapi-Merbabu, Jawa Tengah, akan mengadakan Khotaman Qur’an. Khotaman Qur’an adalah semacam wisuda, karena anak-anak ini sudah mampu menghafal 1 juz dan bahkan 2 juz al-Qur’an dengan baik, dalam jangka waktu selama 3 bulan.
Tujuan dari khotaman Qur’an ini agar anak-anak dan masyarakat akan lebih mencintai Islam dan al-Qur’an, Mereka akan memiliki bekal ilmu agama, sehingga orang-orang non-muslim tidak meremehkan mereka. Padahal usia mereka rata-rata masih SD.
Menurut saya (Lizar Harahap, Kordinator Lapangan), ketika awal mengajari anak-anak ini, mereka sama sekalil belum mengenal huruf Arab. “Mereka baru mengenal huruf dan belajar menyambung ayat, dan “Bagi mereka, acara semacam ini sesuatu yang asing, karena belum pernah ada acara semacam ini.”
Saya menaruh harapan besar pada acara ini, karena dapat merangsang anak-anak dan orangtua mereka untuk semangat memperdalam ilmu al-Qur’an dan berjuang untuk Islam. Allah akan mengangkat derajat manusia dengan iman dan ilmu yang bermanfaat.

Jumat, 11 Mei 2012

my picture

Anak-anak Binaan di Dusun Panggungan, Merapi-Merbabu, Jateng
                                                         
Cerdas Cermat TPA Binaan di Merapi-Merbabu 2011

Dusunku dalam kepasifannya



Sore ini, kembali aku duduk dengan ada rasa gundah gulana.padahal aku memiliki orang tua yang mengayomiku dengan penuh tulus dan indah, teman-teman baikku, kakakku yang penuh perhatian, tapi masih juga aku merasa gundah gulana.

Uh, apakah ada pertanda sesuatu yang akan terjadi???
Mulutku peka untuk bertanya apa yang sedang aku rasakan
padahal sungguh banyak makhluk-makhluk Seperti menunggu pertanyaan dariku

Ya Rabbi, ya ‘Alim, Hamba memohon kepadaMu dengan penuh kepasrahan
hamba merasa dosa-dosaku menggunung, dusunku yang makin menjauh dari bimbinga Ilahi
Hingga sungguh jarang keluar ucapan imani dan syukur dari mulut-mulut penghuninya

Malam jauh aku tidur melupakan aktivitas rutin di hariku tadi. Tidurku nyenyak, tiba-tiba titah Tuhan harus ditepati sang gunung merapi, dia meletus, meletus, meletus… manusia keluar dari rumah mencari tahu apa yang terjadi, mereka bercerita antara satu sama lain…
Apakah ini Kiamat yang tergambar dalam Qur’an? Jantungku bergetar

Sungguh jelas kelihatan material erupsi merapi keluar dimuntahkan Seperti seseorang yang mabuk di dalam mobil
Sayapun tambah kaget melihat dengan taqdier ini,
Isi rumah pun bergoyang dengan suara takutnya
Suara makhluk-makhluk penghuni bumi pun berhaq bersuara menceritakan apa yang terjadi

Malam pun sebentar lagi akan meninggalkan rotasinya
Tapi masa penungguan ini sangat membuatku tak sabar untuk melihat hasil taqdir malam di pagi yang muram nanti

Ketika mata ini terbuka aku lansung menyaksikan taqdir yang terjadi. Subhanalloh…. Tanaman-tanaman ladang menggundul, tanah halaman berubah menjadi semen-seman tidak Seperti buatan manusia, rumah menjadi kuno, hewan ternak tak terawat, sehingga banyak yang mati….
Ya, Allah..
Ampunilah hamba-MU, jika hati ini tak mampu menghadapi semua ini,
Hamba yang lemah dan hampa belum mampu mengambil pelajaran dan hikmah di balik taqdir-Mu
Berikanlah Kekuatan kepada hati hamba-MU ini,

Dalam benakku berkata “ini hanya untuk sementara, inilah proses dan jalan menuju kejayaan dan realita mimpi-mimpi Saat ini hamba berada di anak tangga terbawah, menuju anak tangga teratas.




Selasa, 08 Mei 2012

Saling Membahagiakan Antara Kita

Manusia tidak bisa diartikan semata sebagai makhluk pelupa, tapi manusia adalah makhluk sosial yang memberikan ketenangan kepada siapa saja. Langkahnya dalam menapaktilasi hidup dan kehidupan dengan selalu mengharap ridho Allah subhanahu wa ta’ala , ikhlas bertindak, selalu termotivasi dari sejarah Muhammad sejak beliau belum diangkat menjadi nabi sampai beliau dinobatkan sebagai nabi dan diutus menjadi rasul bagi semesta alam.
Perjalanan nabi Muhammad shallallohu wa ‘alaihi wa sallam berorientasikan Iman kepada Allah dan hari akhir dengan mengaplikasikan “hidup adalah ibadah dan dakwah”.
Saya menulusuri dan merekam ulang perjalanan kehidupan saya dari kecil, sehingga pada hari ini saya harus tinggal bersama anak-anak gunung (ANGGUN) dan masyarakat di perkampungan lereng Merapi-Merbabu, kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Saya telah melewati beberapa pulau di Indonesia ini; dari pulau Sumatra, Sulawesi, Kalimantan,  pulau Jawa dan kota Jabodetabek.
Awal langkah saya jatuh di tanah jawa ketika peristiwa erupsi gunung merapi. Saya diutus menjadi relawan Ar-Rahman Peduli sebagai tim advance. Menjadi relawan apalagi sebagai tim advance sebuah tanggung jawab yang besar, karena tim harus selalu mobile dan update mengkhabarkan ke Jakarta, Ar-Rahmanners. Tanggal 25 malam tahun 2010 saya dan rombongan tiba di Yogyakarta dan malam itu merupakan letusan merapi yang sangat dahsyat. Mobil Kijang warna hitam menjadi putih perak, karena ditutupi debu erupsi merapi, padahal dari puncak merapi ke kota Yogyakarta +- 40 KM. Naïf sepertinya, orang-orang menjauh dari erupsi merapi tapi saya dan tim malah mendekat.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sekarang saya dinobatkan menjadi Koordinator lapangan (Korlap), tapi yang paling cocok sebutannya sejarang “ketua” untuk dakwah di lereng Merapi-Merbabu. Saya dan tim harus cerdas dan ikhlas menjalankan misi (dakwah) ini, apalagi di dusun binaan ar-Rahman termasuk dusun-dusun yang tertinggal dari bidang pendidikan, ekonomi, pengetahuan agama, teknologi dan informatika. Dan juga di dusun-dusun ini terdapat beberapa penganut, ada muslim, katholik, Kristen dan ada juga penganut Islam kejawen (kepercayaan).
Pertama-tama masuk di dusun-dusun ini sangat aneh rasanya, karena sebelumnya saya belum merasakan territorial (tempat) seperti ini, apalagi ketika itu sama sekali tidak tahu bahasa jawa. Gelap, kumuh, warganya sederhana, ala kadarnya dan berpakaian, tapi mereka sangat cepat akrab kepada saya dan teman-teman.
Dari sinilah sejarah ibadah dan dakwah dimulai.
Dalam mendidik anak-anak harus memiliki multimetode untuk membawa mereka ke arah yang lebih baik. Mereka bukanlah seperti anak-anak kota yang berfikir sebelum berbuat. Anak-anak gunung ini sangat polos-polos, tapi sangat sensitive,. Orang jawa termasuk ras yang halus dalam antropologi kebudayaan dan kesukuan di Indonesia, sementara saya orang batak yang bicaranya saja kasar, seperti orang marah. Ya sudahlah, saya tetap bijaksana dan cerdas melakukan dakwah ini.
Dusun Panggungan ini harus menjadi dusun taqwa (Qur’ani) dan menjadi dusun percontohan bagi dusun-dusun lain di sekitarnya secara khusus dan dalam lingkup yang luas menjadi dusun Islami dan dusun contoh bagi Indonesia bahkan dunia, itulah cita-cita yang selalu terekam dalam fikiran dan hati saya. Memang terlalu ideal sih kedengarannya, tapi, Rabb Muhammad dan Rabb saya sekarang sama yaitu Allah, Rabbul ‘alamin, bumi Muhammad dengan bumi saya sekarang sama. Jika Allah menakdirkan nabi Muhammad bisa mendirikan kota madani (islami) di Madinah, terus kenapa saya tidak bisa. Yang penting sejauh mana kita bisa mengusahakan terkabulkan cita-cita itu dan selalu memohon intervensi kekuasaan Allah, Dia tidak pernah menzholimi hambanya, dan Dia suci dari kekurangan.
Membawa misi Islam (dakwah ilalloh) harus melewati fase-fase sulit dan cobaan serta rintangan. Apalagi semenjak satu tahun yang lalu ada 7 dusun yang saya dan tim tangani, tapi sekarang yang difokuskan 4 dusun, karena SDM dai yang sedikit. Perjalanan antara satu dusun ke dusun yang lain ada yang 3 Km, ada juga yang 5 Km, dusun yang saya tangani adalah dusun Panggungan, Ngagrong, Batur dan Malang (yang diprioritaskan) serta dusun Kopeng, Pelem dan Bakalan, Boyolali. Jalanan yang jurang, jalan yang sempit, tanjakan yang terus meninggi, motor yang sudah tua. Jika hujan turun harus super hati-hati melewati jalan ini, karena jalan ini bebatuan dan licin, sering kali tebing yang dipinggir jalan longsor. Saya masih ingat pada suatu malam saya harus mengisi di dusun Ngagrong, dan saya harus kesana.  Ba’da Isya saya berangkat sendiri dari dusun Panggungan ke dusun Ngagrong, di dusun ini saya mengisi pengajian ibu-ibu Ngagrong malam selasa sampai jam 22.30. ternyata malam itu juga saya harus turun ke Panggungan untuk mengisi pengajian jama’ah shubuh di masjid, perjalanan dari Ngagrong pada malam itu salah satu perjanan dakwah yang sering saya rasakan, pada malam itu saya turun sendiri, malam sangat gelap, lampu listrik mati, hujan turun, jalan licin, jurang yang suram. ….. sebenarnya masih banyak perjalanan dakwah yang lebih saya harus jalani dan teman-teman.
Alhamdulillah satu tahun lebih, menjalankan misi dakwah, sepertinya sudah ada perobahan, anak-anak gunung sudah mulai pada pintar mengaji, sebagian sudah mulai menghafal, sekarang sudah ada 20 orang yang sudah hafal juz ‘Amma (juz 30). Anak laki-lakinya sudah tidak mau merokok, berpakaian mereka sudah mulai di bawah lutut. Anak-anak perempuannya mereka sudah berjilbab, bahkan ke sekolah pun mereka tetap menjaga auratnya, walaupun diawal-awal mereka berjilbab di sekolah disalahkan gurunya, dicemooh teman-temannya tapi mereka tetap teguh dan istiqomah.
Prestasi mereka sudah banyak mereka raih, anak-anak meraih juara Umum dalam perkemahan se-Kab dan Kota Magelang, juara 1 Pildacil tingkat kota Magelang, dan tidak dilupakan bahwa guru TKA/TPA se-Kab dan Kota Magelang yang terbaik dan berprestasi adalah saya dan tim, Alhamdulillah kita dalam peringkat nomor dua guru yang terbaik. Anak-anak kita pernah diundang ke Jakarta  dalam acara Halal bi Halal Ar-Rahman di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), dan sekarang sudah ada 12 tropi piala yang disimpan di lemari madrasah ar-Rahman di dusun Panggungan dan 5 piagam penghargaan.
Masjid-masjid di dusun-dusun sudah ramai dipakai sholat berjama’ah dan belajar al-Qur’an, ibu-ibunya sudah ada yang Al-qur’an bacaannya padahal sebelumnya baru mengenal huruf, dan sebagiannya masih iqra’ 3,4,5 dan 6. Kebanyakan muslimah di dusun-dusun sudah pakai jilbab, sehingga sangat menguntungkan bagi saya dan tim, karena dengan mereka berjilbab kita lebih dapat mengenal antara yang Kristen dengan yang Islam.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sekarang saya kuliyah,. Makin berat rasanya, saya harus bijaksana mengatur waktu, saya harus mampu memenej peta dakwah ini. Harus bisa mengatur waktu kuliyah beserta tugas-tugasnya dan waktu dakwah beserta cita-cita dan akselerasi yang harus dikerjakan. Jangan sampai berbuah samalakama, kedua-duanya tidak menguntungkan. Orang Islam melakukan segala hal mustinya harus terbaik dan tidak setengah-tengah.
Dari dusun binaan ke Yogyakarta, tempat kuliyah saya menempuh +_45 Km, dan saya harus balik ke gunung lagi, istilah orang jawa “ngulang atau laju”. Kadang-kadang habis kuliyah rasanya ingin tinggal istirihat di Yogyakarta, tapi berat juga rasanya, karena selalu memikirkan jama’ah, anak-anak dan teman-teman. Kadang-kadang mau berangkat kuliyah malas rasanya, tapi tidak mungkin saya tidak kuliyah, karena ini sudah konskwensi. Saya harus berangkat dari gunung ke Yogyakarta ba’da taushiah shubuh dan pulang lagi ke gunung sangat sering ba’da maghrib, karena perkuliyahan sampai maghrib tiba. Hampir saja mulut ini berteriak “caaapeeeeek” tapi sangat salah sekali, sekali saja terdetik dalam hati ucapan itu seterusnya akan menjadi teori. Pernah terfikir mau berhenti untuk kuliyah, tapi tidak mungkin, saya tidak mau mengecewakan orang-orang yang peduli terhadap pendidikan saya, mereka sudah jauh hari memotivasi saya. Jangan jadi pengecut, walau seberat apapun yang jalan yang dihadapi, Allah tidak akan membebani yang tidak bisa diemban hamba-Nya. Sekarang saya sudah sedikit  berkomunikasi kepada masyarakat karena waktu yang sempit. Hari Ahad adalah hari yang sangat membahagiakan bagi saya, karena pada hari ini saya dapat berkunjung ke semua dusun. Dan tiap malam Ahad saya buat jadwal giliran per dusun bersama masyarakat.
Insya Allah dakwah saya dan teman-teman di Merapi-Mebabu tetap saya jalani. Walaupun harus saya sendiri, karena pernah satu bulan saya ditinggal teman-teman, sehingga saya sendiri, pada waktu itu saya harus membagi waktu ke semua dusun yang dibina per satu pekan. Alhamdulillah bisa ditangani walau pun tidak semaksimal dikala banyak teman. Karena tim da’I datang dan pergi, ada yang 1 bulan ada juga yang 3 bulan.
Alhamdulillah sekarang sudah ada 10 ekor sapi dan 10 ekor kambing yang diamanatkan kepada saya. Hewan ini dari jama’ah Ar-Rahman Jakarta. Dan sudah bisa membuat acara tadabbur qur’an di Universitas Negri Yogyakarta (UNY) dan di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan mendatangkan ust Bachtiar Nasir LC.MM.
Pernah juga mendatangkan Yusuf Juara 1 Pildacil Antv ke dusun Binaan, Panggungan, dalam acara Muharram ceria.
Insya Allah bulan enam (6) tahun ini saya akan mengadakan khotaman 1 juz (juz ‘Amma) sebanyak 50 santri/wati binaan. Ini sebagia metode menarik anak-anak dan warga mencintai al-qur’an. Mohon do’anya dan partisipasinya.
Barangsiapa yang memudahkan urusan saudaranya, Niscaya Allah akan memudahkan kesulitannya di dunia dan di akhirat.
Mungkin sampai disini dulu. Sebenarnya masih banyak yang saya mau tulis, akan tetapi karena besok saya harus ujian akhir semester (UAS) sehingga untuk esok juga harus dipersiapkan.

Hormat saya
AHMAD LIZAR HARAHAP








Jumat, 04 Mei 2012

Allah Mengubah Hal yang Sulit Jadi Mudah


Bulan Muharram merupakan bulan Allah. Bagi saya dan tim, inilah momentum furqon bagi warga-warga binaan secara khusus dan secara umum seluruh warga muslim se-Wonolelo. Sebab, di beberapa dusun di Wonolelo, masih banyak penganut agama lain, terutama di dusun-dusun binaan Ar Rahman, yang belum mendapatkan hidayah Allah. Oleh sebab itu, saya putuskan pada Muharram ini tim harus mengadakan acara bernuansa Islam yang menghadirkan semua warga se-Wonolelo dan sekitar.
Sekadar info, Wonolelo itu adalah sebuah desa di dusun Panggungan, yang terletak di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng). Saat ini jumlah kepala keluarga (KK) desa yang dikepalai oleh seorang Kepala Dusun ini berjumlah1980 KK.
Santriwati yang turut menghibur warga binaan di Wonolelo.

Bagi saya, untuk mewujudkan acara yang mengundang ratusan warga ini butuh perjuangan dan keyakinan ekstra. Bagaimana tidak, acara sebesar ini dan jarang diadakan di Wonolelo ini. Kalau pun ada, biasanya hanya untuk acara adat istiadat warga setempat. Selain melibatkan banyak panitia, juga butuh banyak dana. Percaya tak percaya, saya hanya memiliki dana kurang lebih Rp 650.000.
Sebelum hari-H, ba’da sholat Maghrib, saya mengundang jama’ah dan Kepala Dusun (Kadus) Panggungan untuk membahasa acara ini. Hasilnya, mereka hanya siap membantu tenaga. Soal dana? Mereka angkat tangan. Harap maklum, Panggungan hanya sebuah Dusun, yang anggarannya tidak sebesar biaya perawatan toilet DPR sebesar Rp 2 miliar.
Hampir saja saya stres. Bayangkan saya sudah mengundang Yusuf Pildacil, Fawwaz Putu Pildacil dan Agil Munawwar Pildacil ANTV 2011. Lalu undangan pun sudah tersebar. Belum lagi saya memikirkan harus menyiapkan konsumsi, panggung, sound syistem, tenda, dan lain-lain. Namun Allah Maha Besar. Saya yakin, Dia akan memberikan jalan.
Ya Allah, Engkau Pengurus kebutuhanku saat ini, mudahkanlah! Hanya Engkaulah semata Yang bisa mengubah yang sulit menjadi mudah, Ya Rabb, Engkaulah yang menguasai ubun-ubun hamba-hamba-Mu yang jauh dan yang dekat.”
Do’a itulah yang saya sampaikan pada Allah saat kami sedang bermusyawarah. Anda tahu, dari hasil musyawarah tersebut, total dana yang dibutuhkan sebesar Rp 1,5 juta untuk 400 undangan.
Jadi bagaimana Ustaz? Apa yang kita lakukan? Jangan sampai acara ini memberatkan Ustaz,” tanya Kadus dalam musyawarat itu. Saya pun menjawab dengan penuh keyakinan: “Begini para jama’ah sekalian. Tunggu besok jawaban saya. Insya Allah pasti ada jalan keluar.”
Jam menunjukkan pukul 20. Tiba-tiba pikiran saya langsung beralih pada HP milik saya. “Kenapa saya tidak memanfaatkan ini?” pikir saya. Alhamdulillah, Allah memberikan jalan dengan memberikan inspirasi memanfaatkan  HP, sehingga masalah dana segera mendapatkan solusi. Saya segera mengirimkan SMS ke para jama’ah Ar-Rahman. Alhamdulillah SMS saya pun mendapat tanggapan luar biasa. Dana Rp 1,5 juta berhasil didapat.
Sungguh, kebahagiaan bagi saya dan tim, ternyata undangan yang datang melebihi perkiraan. Awalnya kami hanya mentargetkan 400 orang, namun yang hadir justru lebih dari 700 orang, padahal saat itu hujan deras. Membludagnya peserta membuat dana Rp 1,5 juta membengkak menjadi Rp 2,5 juta, yang Alhamdulillah berhasil kami tutupi.
Masyarakat sangat senang dengan kedatangan Dacil-Dacil. Tanggapan mereka sungguh positif, apalagi Yusuf Dacil dan kawan-kawannya sesama Dacil senang diundang di acara “Muharram Qur’an Ceria”. Mereka dapat melihat Gunung Merapi lebih dekat. Ah, betapa senangnya melihat “anak-anak gunung” mengerumuni para Dacil dengan gembira sambil meminta foto bersama. (Ahmad Lizar)